Sang kapten Lionel Messi adalah figur utama di balik keberhasilan Timnas Argentina menjuarai Piala Dunia 2022. Namun, kita tak boleh melupakan peran penting Angel Di Maria. Kalau Messi adalah dewa, maka Di Maria adalah malaikat bagi Argentina.
Dalam partai final melawan juara bertahan Timnas Prancis di Lusail Stadium, Argentina menang adu penalti 4-2 setelah bermain imbang 3-3 sepanjang waktu normal dan ekstra.
Messi meraih gelar juara dunia pertamanya bersama Argentina. Sementara itu, Argentina menyabet gelar mereka yang ketiga setelah 1978 dan 1986. Penantian 36 tahun Argentina untuk gelar ketiga ini tuntas sudah.
Ini bisa jadi merupakan Piala Dunia terakhir Messi, yang sekarang berusia 35. Selain bagi Messi, ini juga kemungkinan menjadi Piala Dunia terakhir bagi Di Maria, yang kini berusia 34.
Argentina telah berturut-turut menjuarai Copa America 2021, Finalissima 2022, dan Piala Dunia 2022. Tiga trofi juara itu mungkin takkan bisa mereka raih tanpa Di Maria.
Pasalnya, Di Maria selalu mencetak gol untuk Argentina dalam partai final tiga turnamen tersebut.
Di Maria mencetak gol tunggal penentu kemenangan 1-0 atas Brasil di final Copa America 2021, kemudian menyumbang satu gol saat Argentina mengalahkan Italia (juara Euro 2020) dengan skor 3-0 di Finalissima 2022. Terakhir, dia mencetak satu gol di final Piala Dunia 2022.
1 Hadiah Penalti, 1 Gol di Final
Melawan Prancis, Di Maria diturunkan dari menit awal. Oleh pelatih Lionel Sclaoni, winger Juventus itu ditempatkan di sisi kiri, bukan di posisi biasanya di kanan.
Ini keputusan yang berani oleh Scaloni, tetapi keputusan ini menjadi salah satu faktor penentu kemenangan Argentina. Di Maria tampil impresif, sedangkan pertahanan Prancis di sektor kanan seperti tidak siap.
Dari tusukannya, Argentina mendapatkan hadiah penalti yang dituntaskan oleh Messi menjadi gol pembuka di menit 23. Setelah itu, lewat sebuah serangan balik, meneruskan assist manis Alexis Mac Allister, Di Maria menggandakan keunggulan Argentina di menit 36.
Di Maria tidak bermain penuh karena digantikan Marcos Acuna pada menit 64. Kualitas serangan Argentina seolah menurun setelahnya. Prancis kemudian bisa menyamakan kedudukan jadi 2-2 lewat sepasang gol Kylian Mbappe di menit 80 dan 81, yang memaksa laga berlanjut ke babak tambahan.
Messi dan Mbappe sama-sama mencetak satu gol lagi di waktu ekstra. Adu penalti pun digelar. Argentina menang 4-2.
Messi mewujudkan mimpinya untuk jadi juara dunia bersama Argentina. Messi telah menamatkan permainan yang bernama sepak bola. Bagi masyarakat Argentina, dia adalah dewa.
Namun, jangan lupa, apresiasi yang tak kalah besar juga layak diberikan kepada malaikat yang bernama Angel Di Maria.
Dua pilar kesuksesan Argentina
- 2005 – Di Maria dan Messi menjuarai Piala Dunia U-20
- 2008 – Meraih medali emas olimpiade (assist Messi untuk gol kemenangan Di Maria)
- 2014 – Mereka kalah di final Piala Dunia
- 2021 – Menjuarai Copa America
- 2022 – Menjuarai Finalissima dan Piala Dunia